Elektrokardiogram (EKG) atau electrocardiogram (ECG) adalah
tes medis untuk mendeteksi kelainan jantung dengan mengukur aktivitas listrik
yang dihasilkan oleh jantung, sebagaimana jantung berkontraksi. EKG dapat
membantu mendiagnosis berbagai kondisi kesehatan seperti aritmia jantung,
pembesaran jantung, peradangan jantung (perikarditis atau miokarditis), dan
penyakit jantung koroner.
Mesin yang mencatat EKG disebut dengan elektrokardiograf.
Elektrokardiograf akan mencatat aktivitas listrik otot jantung dan menampilkan
data ini pada layar visual atau pada kertas print. Data ini kemudian
ditafsirkan oleh dokter yang ahli.
Hasil EKG yang normal dari jantung memiliki karakteristik
yang khas. Irama jantung yang tidak teratur atau kerusakan pada otot jantung
dapat berdampak pada aktivitas listrik jantung sehingga mengubah bentuk EKG.
Seorang dokter mungkin akan merekomendasikan tes EKG pada pasien yang mungkin
berisiko mengalami penyakit jantung karena adanya riwayat keluarga penyakit
jantung, atau karena kebiasaan merokok, obesitas, diabetes, kolesterol tinggi,
atau tekanan darah tinggi.
Masalah-masalah jantung yang didiagnosis dengan EKG
Berbagai masalah jantung yang dapat didiagnosis dengan EKG,
antara lain:
Pembesaran jantung
Cacat jantung
bawaan yang melibatkan sistem kelistrikan jantung
Aritmia (irama
jantung abnormal - cepat, lambat atau denyutnya tidak teratur)
Kerusakan jantung
seperti ketika salah satu arteri jantung tersumbat (oklusi koroner)
Suplai darah yang
buruk ke jantung
Posisi normal dari
jantung
Peradangan jantung
- perikarditis atau miokarditis
Serangan jantung
selama di ruang gawat darurat atau pemantauan di ruang ICU (intensive care
unit)
Gangguan sistem
konduksi jantung
Ketidakseimbangan
kimia darah (elektrolit) yang mengontrol aktivitas jantung.
Seseorang dengan penyakit jantung bisa jadi menunjukkan
hasil EKG yang normal jika kondisi penyakit jantungnya itu tidak melibatkan
gangguan dalam aktivitas kelistrikan jantung. Untuk kondisi ini disarankan
untuk melakukan metode diagnostik lain.
Masalah medis yang perlu dipertimbangkan dengan EKG
Dokter mungkin akan merekomendasikan tes EKG jika pasien
mengalami gejala, seperti nyeri dada, sesak napas, pusing, pingsan, napas cepat
atau detak jantung tidak teratur (palpitasi). EKG sering dilakukan untuk
memantau kesehatan pasien yang telah didiagnosis dengan masalah jantung, untuk
membantu menilai alat pacu jantung buatan atau untuk memonitor efek dari obat
tertentu pada jantung.
Tidak ada persiapan khusus untuk melakukan EKG, jadi pasien
tidak perlu berpuasa sebelum tes. Tapi Anda harus memberitahukan dokter jika
Anda tengah mengonsumsi suatu obat sebelum melakukan tes EKG, dan juga
beritahukan dokter jika Anda memiliki alergi terhadap pita perekat (adhesive
tapes) yang mungkin digunakan untuk menempelkan elektroda dalam pemeriksaan
EKG.
Prosedur EKG
Elektroda EKG akan ditempelkan pada dada, pergelangan tangan
dan kaki, jadi sebaiknya Anda (terutama wanita) menggunakan pakaian dengan
atasan dan bawahan yang terpisah. Ini untuk mempermudah pemasangan elektroda
EKG. Jika lokasi penempelan elektroda EKG didapati banyak bulu, bisa saja
dokter memerintahkan untuk mencukurnya terlebih dahulu. Sensor yang disebut
dengan elektroda akan dilekatkan pada dada, pergelangan tangan dan kaki, baik
dengan menggunakan semacam cangkir hisap atau gel lengket. Elektroda ini
selanjutnya akan mendeteksi arus listrik yang dihasilkan jantung yang diukur
dan dicatat oleh mesin elektrokardiograf.
Tiga jenis utama EKG, meliputi:
EKG istirahat
(resting ECG) - pasien berbaring. Selama tes pasien tidak diperbolehkan
bergerak, karena impuls listrik lain dapat dihasilkan oleh otot-otot lain
selain jantung yang dapat mengganggu pemeriksaan jantung Anda. Jenis EKG ini
biasanya memakan waktu lima sampai sepuluh menit.
EKG ambulatory
(ambulatory ECG) - EKG ambulatory atau Holter dilakukan dengan menggunakan alat
perekam portabel yang dipakai setidaknya selama 24 jam. Pasien bebas untuk
bergerak secara normal sementara monitor terpasang. Jenis EKG ini digunakan
untuk pasien yang gejalanya intermiten dan mungkin tidak muncul selama tes EKG
istirahat. Orang yang sembuh dari serangan jantung dapat dimonitor dengan cara
ini untuk memastikan ketepatan fungsi jantungnya.
Test stres jantung
- tes ini digunakan untuk merekam EKG pasien sementara pasien menggunakan alat
seperti sepeda atau berjalan diatas treadmill.
Jenis EKG ini membutuhkan waktu sekitar 15-30 menit.
Pasca prosedur EKG
Elektroda EKG dilepas. EKG tidak akan menyakitkan dan
non-invasif, artinya kulit Anda sama sekali tidak akan rusak (tidak seperti
jarum yang menembus kulit). Dokter dapat menginterpretasikan hasil EKG langsung
berdasarkan riwayat medis kesehatan, gejala, dan pemeriksaan klinis pasien.
Setelah dirumah
Pasien dapat melanjutkan aktivitasnya seperti biasa setelah
menjalani tes EKG. EKG adalah tes medis non-invasif dan tidak melibatkan
penggunaan obat-obat (seperti anestesi) atau memerlukan waktu untuk pemulihan.
Kemungkinan komplikasi EKG
EKG merupakan prosedur medis yang aman, dan sejauh ini belum
ditemukan risikonya. EKG tidak mengirimkan arus listrik ke tubuh Anda, artinya
Anda tidak terkena stroom. Hanya saja ada kemungkinan adanya orang yang mungkin
mengalami alergi atau sensitif terhadap elektroda yang menyebabkan kulit mereka
gatal dan kemerahan. Namun hal ini sangat jarang terjadi.
Prospek jangka panjang
Hasil EKG akan menentukan langkah perawatan pasien
selanjutnya, jika memang diperlukan perawatan. Pengobatan juga tergantung dari
diagnosis tapi biasanya mencakup, misalnya:
Aritmia - obat
atau operasi (seperti memasang alat pacu jantung buatan)
Penyakit arteri
koroner atau serangan jantung - obat seperti beta-blocker, berhenti merokok,
perubahan pola makan dan operasi bypass arteri koroner
Tekanan darah
tinggi - perubahan pola makan, olahraga teratur, dan obat-obatan.
Tes lain untuk memeriksa jantung
Tes-tes lain yang dapat membantu mendiagnosis masalah
jantung, antara lain:
Pemeriksaan fisik
Sinar-x (rontgen)
dada
Echocardiogram
(USG jantung)
Magnetic resonance
imaging (MRI) atau CT scan dada
Tes darah
Kateterisasi
jantung (penyisipan kateter melalui pembuluh darah pangkal paha ke jantung).
Cara Menggunakan EKG untuk merekam listrik jantung :
Persiapan
A. Alat
Mesin EKG, yang
dilengkapi :
kabel untuk sumber
listrik
kabel untuk bumi
(alat yang baru sudah tidak menggunakan lagi)
Kabel elektroda
ekstremitas dan dada
Plat elektroda
ekstremitas beserta karet pengikat
Balon penghisap elektroda
dada
Jelly
Kertas tissue
Kapas Alkohol
Kertas EKG
Spidol (sebagai
penanda tempat pemasangan EKG, khusus pada pasien yang memerlukan observasi
ketat EKG)
Mesin EKG terbaru
sudah dilengkapi monitor.
B. Pasien
Penjelasan (informed consent)
- Tujuan pemeriksaan
- Hal-hal yang perlu diperhatikan saat perekaman
Dinding dada harus terbuka dan tidak ada perhiasan logam
yang melekat.
Pasien diminta tenang atau tidak bergerak saat perekaman EKG
Cara memasang EKG
1. Pasang semua komponen/kabel-kabel pada mesin EKG
2. Nyalakan mesin EKG
3. Baringkan pasien dengan tenang di tempat tidur yang luas.
Tangan dan kaki tidak saling bersentuhan
4. Bersihkan dada, kedua pergelangan kaki dan tangan dengan
kapas alcohol (kalau perlu dada dan pergelangan kaki dicukur)
5. Keempat electrode ektremitas diberi jelly.
6. Pasang keempat elektrode ektremitas tersebut pada kedua
pergelangan tangan dan kaki. Untuk tangan kanan biasanya berwarna merah, tangan
kiri berwarna kuning, kaki kiri berwarna hijau dan kaki kanan berwarna hitam.
7. Dada diberi jelly sesuai dengan lokasi elektrode V1 s/d
V6.
- V1 di garis parasternal kanan sejajar dengan ICS 4
berwarna merah
- V2 di garis parasternal kiri sejajar dengan ICS 4 berwarna
kuning
-V3 di antara V2 dan V4, berwarna hijau
- V4 di garis mid klavikula kiri sejajar ICS 5, berwarna
coklat
- V5 di garis aksila anterior kiri sejajar ICS 5, berwarna
hitam
- V6 di garis mid aksila kiri sejajar ICS 5, berwarna ungu
8. Pasang elektrode dada dengan menekan karet penghisap.
9. Buat kalibrasi, saat ini sudah bersifat otomatis dengan
pilihan auto dan manual
10. Rekam setiap lead 3-4 beat (gelombang), kalau perlu lead
II panjang (minimal panjang 30 kotak besar) jika ada aritmia, pakai pilihan
manual untuk alat baru.
11. Semua electrode dilepas
12. Jelly dibersihkan dari tubuh pasien
13. Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai
14. Matikan mesin EKG
15. Tulis pada hasil perekaman : nama, umur, jenis kelamin,
jam, tanggal, bulan dan tahun pembuatan, nama masing-masing lead serta nama
orang yang merekam
16.Bersihkan dan rapikan alat
Perhatian :
Sebelum bekerja
periksa kecepatan mesin 25 mm/detik dan voltase 10 mm. Jika kertas tidak cukup
kaliberasi voltase diperkecil menjadi ½ kali atau 5 mm. Jika gambaran EKG
kecil, kaliberasi voltase diperbesar menjadi 2 kali atau 20 mm.
Hindari gangguan
listrik dan mekanik saat perekaman
Saat merekam, operator
harus menghadap pasien
Lead EKG
Terdapat 2 jenis lead :
A. Lead bipolar : merekam perbedaan potensial dari 2
elektrode
Lead I : merekam
beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA) yang mana
tangan kanan bermuatan (-) dan tangan kiri bermuatan (+)
Lead II : merekam
beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF) yang mana tangan
kanan bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)
Lead III : merekam
beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF) yang mana tangan
kiri bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)
B. Lead unipolar : merekam beda potensial lebih dari 2
elektode
Dibagi 2 : lead
unipolar ekstremitas dan lead unipolar prekordial
Lead unipolar
ekstremitas
Lead aVR : merekam
beda potensial pada tangan kanan (RA) dengan tangan kiri dan kaki kiri yang
mana tangan kanan bermuatan (+)
Lead aVL : merekam
beda potensial pada tangan kiri (LA) dengan tangan kanan dan kaki kiri yang
mana tangan kiri bermuatan (+)
Lead aVF : merekam
beda potensial pada kaki kiri (LF) dengan tangan kanan dan tangan kiri yang
mana kaki kiri bermuatan (+)
Lead unipolar
prekordial : merekam beda potensial lead di dada dengan ketiga lead
ekstremitas. Yaitu V1 s/d V6
Kertas EKG
Kertas EKG
merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horisontal dan vertikal
berbentuk bujur sangkar dengan jarak 1 mm. Garis yang lebih tebal (kotak besar)
terdapat pada setiap 5 mm. Garis horizontal menggambarkan waktu (detik) yang
mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,04 detik, 5 mm (1 kotak besar) = 0,20 detik.
Garis vertical menggambarkan voltase yang mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,1 mV.
Kurva EKG
Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi di
atrium dan ventrikel. Proses listrik terdiri dari :
Depolarisasi
atrium (tampak dari gelombang P)
Repolarisasi
atrium (tidak tampak di EKG karena bersamaan dengan depolarisasi ventrikel)
Depolarisasi
ventrikel (tampak dari kompleks QRS)
Repolarisasi
ventrikel (tampak dari segmen ST)
Kurva EKG normal terdiri dari gelombang P,Q,R,S dan T
kadang-kadang tampak gelombang U.
EKG 12 Lead
Lead I, aVL, V5, V6 menunjukkan bagian lateral jantung
Lead II, III, aVF menunjukkan bagian inferior jantung
Lead V1 s/d V4 menunjukkan bagian anterior jantung
Lead aVR hanya sebagai petunjuk apakah pemasangan EKG sudah
benar
Aksis jantung
axis ekg
Sumbu listrik jantung atau aksis jantung dapat diketahui
dari bidang frontal dan horisontal. Bidang frontal diketahui dengan melihat
lead I dan aVF sedangkan bidang horisontal dengan melihat lead-lead prekordial
terutama V3 dan V4. Normal aksis jantung frontal berkisar -30 s/d +110
derajat.Deviasi aksis ke kiri antara -30 s/d -90 derajat, deviasi ke kanan
antara +110 s/d -180 derajat.
Sekilas mengenai EKG Normal
clip_image002
clip_image002
Gelombang P
Nilai normal :
Lebar ≤ 0,12 detik
Tinggi ≤ 0,3 mV
Selalu (+) di lead II
Selau (-) di lead aVR
Interval PR
Diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang
QRS. Nilai normal berkisar 0,12-0,20 detik.
Gelombang QRS (kompleks QRS)
Nilai normal : lebar 0,04 - 0,12 detik, tinggi tergantung
lead.
Gelombang Q : defleksi negatif pertama gelombang QRS
Nilai normal : lebar < 0,04 detik, dalam < 1/3
gelombang R. Jika dalamnya > 1/3 tinggi gelombang R berarti Q patologis.
Gelombang R adalah defleksi positif pertama pada gelombang
QRS. Umumnya di Lead aVR, V1 dan V2, gelombang S terlihat lebih dalam, dilead
V4, V5 dan V6 makin menghilang atau berkurang dalamnya.
Gelombang T
Merupakan gambaran proses repolirisasi Ventrikel. Umumnya
gelombang T positif, di hampir semua lead kecuali di aVR
Gelombang U
Adalah defleksi positif setelah gelombang T dan sebelum
gelombang P berikutnya. Penyebabnya timbulnya gelombang U masih belum
diketahui, namun diduga timbul akibat repolarisasi lambat sistem konduksi
Interventrikuler.
Interval PR
Interval PR diukur dari permulaan gelombang P sampai
permulaan gelombang QRS. Nilai normal berkisar antara 0,12 – 0,20 detik ini
merupakan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi Atrium dan jalannya implus
melalui berkas His sampai permulaan depolarisasi Ventrikuler
Segmen ST
Segmen ST diukur dari akhir gelombang QRS sampai permulaan
gelombang T. segmen ini normalnya isoelektris, tetapi pada lead prekkordial
dapat berpariasi dari – 0,5 sampai +2mm. segmen ST yang naik diatas garis
isoelektris disebut ST eleveasi dan yang turun dibawah garis isoelektris
disebut ST depresi
Cara menilai EKG
Tentukan apakah
gambaran EKG layak dibaca atau tidak
Tentukan irama
jantung ( “Rhytm”)
Tentukan frekwensi
(“Heart rate”)
Tentukan sumbu
jantung (“Axis”)
Tentukan ada
tidaknya tanda tanda hipertrofi (atrium / ventrikel)
Tentukan ada
tidaknya tanda tanda kelainan miokard (iskemia/injuri/infark)
Tentukan ada
tidaknya tanda tanda gangguan lain (efek obat obatan, gangguan keseimbangan
elektrolit, gangguan fungsi pacu jantung pada pasien yang terpasang pacu
jantung)
1. MENENTUKAN FREKWENSI JANTUNG
Cara menentukan frekwensi melalui gambaran EKG dapat
dilakukan dengan 3 cara yaitu :
a. 300 dibagi jumlah
kotak besar antara R – R’
b. 1500 dibagi jumlah kotak kecil antara R – R’
c. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah
gelombang QRS dalam 6 detik tsb kemudian dikalikan 10 atau ambil dalam 12
detik, kalikan 5
2. MENENTUKAN IRAMA JANTUNG
Dalam menentukan irama jantung urutan yang harus ditentukan
adalah sebagai berikut
- Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak
- Tentukan berapa frekwensi jantung (HR)
- Tentukan gelombang P ada/tidak dan normal/tidak
- Tentukan interval PR normal atau tidak
- Tentukan gelombang QRS normal atau tidak
Irama EKG yang normal implus (sumber listrik) berasal dari
Nodus SA, maka irmanya disebut dengan Irama Sinus (“Sinus Rhytem”)
Kriteria Irama Sinus adalah :
- Iramanya teratur
- frekwensi jantung (HR) 60 – 100 x/menit
-Gelombang P normal, setiap gelombang P selalu diikuti gel
QRS, T
- Gelombang QRS normal (0,06 – <0,12 detik)
- PR interval normal (0,12-0,20 detik)
Irama yang tidak mempunyai criteria tersebut di atas
kemungkinan suatu kelainan
Tulisan yang Berhubungan
ektrokardiografi %28EKG%29
Menentukan Sumbu
Jantung Secara Cepat
Menghitung Denyut
Jantung (Heart Rate) pada Elektrokardiografi (EKG)
Kegawatdaruratan
Elektrokardiografi
Elektrokardiografi
(EKG)
1 comments:
Top artikelnya lengkap, padat, cuma sedikit sulit dibaca. Gpp Over all is good
Post a Comment
Terima kasih Anda telah berkunjung di blog saya, silahkan menambahkan komentar